Pemerintah Cari Utang ke China
Departemen Pekerjaan Umum akan menjajaki kemungkinan mendapatkan pinjaman Pemerintah China mengingat tingkat bunganya lebih kompetitif. "Kami bersama dengan Menko Perekonomian dalam waktu dekat akan berkunjung ke Beijing, China, untuk menjajaki kemungkinan memanfaatkan fasilitas pinjaman yang mereka tawarkan," kata Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto di Jakarta, Jumat (10/7). Djoko mengatakan, Departemen PU sebelumnya sudah memiliki pengalaman memanfaatkan pinjaman China, di antaranya bagi pembangunan Jembatan Suramadu yang sudah beroperasi, dan Bendungan Jatigede yang sedang memasuki tahap konstruksi.
Menurut Djoko, pemerintah akan menandatangani kesepahaman bersama (MoU) dengan Pemerintah China untuk mendapat fasilitas pinjaman senilai 7 miliar dollar AS untuk sejumlah proyek infrastruktur.
Menteri PU bahkan merencanakan, dana pinjaman ini sebagian akan dimanfaatkan untuk kebutuhan pembangunan jalan tol. Akan tetapi, dana itu hanya untuk proyek yang memiliki kelayakan ekonomi.
Namun, Menteri PU mengatakan, syarat pinjaman luar negeri yang diajukan Pemerintah China terkadang sangat berat karena mereka biasanya membawa teknologi dan kontraktor dari negaranya. "Bahkan, saat negosiasi untuk proyek Bendungan Jatigede, pemerintah sampai mengancam, seandainya mereka tidak turun syaratnya dan sudah tidak ada titik temu (dead lock), pemerintah akan mundur," ujarnya.
Karena itu, ia melanjutkan, delegasi Indonesia ke China juga dalam rangka itu untuk mencapai kesepakatan agar harga dapat ditekan dari harga yang ditawarkan mereka.
Menurutnya, pinjaman luar negeri hanya akan diberikan untuk berbagai proyek yang pengembalian investasinya jelas sehingga, saat nanti beroperasi, dana itu dapat cepat kembali.
"Polanya hampir sama dengan Suramadu. Nantinya pengoperasian akan diserahkan kepada badan usaha yang berminat, hasil dari tol sepenuhnya akan disetor pemerintah sehingga pinjaman akan cepat dikembalikan," ujarnya.
Departemen Pekerjaan Umum akan menjajaki kemungkinan mendapatkan pinjaman Pemerintah China mengingat tingkat bunganya lebih kompetitif. "Kami bersama dengan Menko Perekonomian dalam waktu dekat akan berkunjung ke Beijing, China, untuk menjajaki kemungkinan memanfaatkan fasilitas pinjaman yang mereka tawarkan," kata Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto di Jakarta, Jumat (10/7). Djoko mengatakan, Departemen PU sebelumnya sudah memiliki pengalaman memanfaatkan pinjaman China, di antaranya bagi pembangunan Jembatan Suramadu yang sudah beroperasi, dan Bendungan Jatigede yang sedang memasuki tahap konstruksi.
Menurut Djoko, pemerintah akan menandatangani kesepahaman bersama (MoU) dengan Pemerintah China untuk mendapat fasilitas pinjaman senilai 7 miliar dollar AS untuk sejumlah proyek infrastruktur.
Menteri PU bahkan merencanakan, dana pinjaman ini sebagian akan dimanfaatkan untuk kebutuhan pembangunan jalan tol. Akan tetapi, dana itu hanya untuk proyek yang memiliki kelayakan ekonomi.
Namun, Menteri PU mengatakan, syarat pinjaman luar negeri yang diajukan Pemerintah China terkadang sangat berat karena mereka biasanya membawa teknologi dan kontraktor dari negaranya. "Bahkan, saat negosiasi untuk proyek Bendungan Jatigede, pemerintah sampai mengancam, seandainya mereka tidak turun syaratnya dan sudah tidak ada titik temu (dead lock), pemerintah akan mundur," ujarnya.
Karena itu, ia melanjutkan, delegasi Indonesia ke China juga dalam rangka itu untuk mencapai kesepakatan agar harga dapat ditekan dari harga yang ditawarkan mereka.
Menurutnya, pinjaman luar negeri hanya akan diberikan untuk berbagai proyek yang pengembalian investasinya jelas sehingga, saat nanti beroperasi, dana itu dapat cepat kembali.
"Polanya hampir sama dengan Suramadu. Nantinya pengoperasian akan diserahkan kepada badan usaha yang berminat, hasil dari tol sepenuhnya akan disetor pemerintah sehingga pinjaman akan cepat dikembalikan," ujarnya.