Saturday, August 30, 2008

Bulan Depan Harga Elpiji Tidak Naik

Bulan Depan Harga Elpiji Tidak Naik

PT Pertamina berjanji tidak akan menaikkan harga elpiji bulan depan. Penundaan kenaikan harga dilakukan untuk mengurangi ulah spekulan yang menimbun elpiji menjelang Lebaran.

Direktur Niaga dan Pemasaran PT Pertamina Achmad Faisal, Jumat (29/8) di Jakarta, mengatakan, pihaknya melihat indikasi penimbunan setelah kenaikan harga elpiji tabung 12 kilogram (kg) dan 50 kg pekan lalu. ”Elpiji dilaporkan kosong di beberapa wilayah, sementara berdasarkan laporan, permintaan masyarakat justru meningkat,” kata Faisal.

Pertamina menunda kenaikan harga elpiji untuk memastikan pasokan elpiji lancar. Semula Pertamina berencana menaikkan secara bertahap harga elpiji tabung 12 kg dan 50 kg sebesar Rp 500 per kg per bulan sampai harga mencapai keekonomiannya.

Pertamina akan mengonsultasikan lagi rencana kenaikan harga secara bertahap itu kepada pemerintah sebelum diterapkan.

Direktur Lembaga Kajian Reformasi Pertambangan dan Energi Pri Agung Rakhmanto mengatakan, kenaikan harga elpiji sebaiknya tidak dilakukan sebelum ada aturan tata niaga yang jelas. Selain itu, selama struktur pasar elpiji masih monopoli, kewenangan penetapan harga tetap harus dipegang pemerintah, bukan pelaku pasar.

Di Bandung, Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan, kenaikan harga elpiji tidak akan mengancam program konversi minyak tanah. Kalaupun terjadi pengalihan konsumsi elpiji dari tabung 12 kg ke tabung 3 kg, pasokan gas akan tetap memenuhi permintaan.

”Saya sudah minta supaya berapa pun kebutuhan orang akan tabung 3 kg itu Pertamina harus memenuhinya agar tidak terjadi kelangkaan,” ujar Wapres.

Stok aman

Direktur Jenderal Migas Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Evita Legowo seusai Rapat Koordinasi Pengamanan Pasokan Kebutuhan Pokok Menjelang Ramadhan dan Lebaran mengatakan, Pertamina akan mengimpor enam kargo elpiji, masing-masing berkapasitas 2.500 ton.

Tambahan pasokan itu diharapkan cukup untuk memenuhi tambahan permintaan elpiji. Persediaan elpiji per 29 Agustus 2008 mencapai 114.662 ton atau cukup untuk kebutuhan 28 hari. Rata-rata konsumsi elpiji nasional adalah 5.778 ton per hari.

Dengan adanya impor yang akan dilakukan pada September 2008 itu, Pertamina berjanji akan memenuhi semua kebutuhan elpiji masyarakat. Pertamina juga akan menggunakan stasiun pengisian bahan bakar untuk umum sebagai tempat penjualan elpiji tabung 3 kg.

Terkait pengamanan bahan bakar minyak, Evita memaparkan, untuk September 2008 stok premium setara dengan kebutuhan 16,4 hari, sementara minyak tanah mencukupi 20,5 hari, dan solar selama 23,3 hari. Itu semua menunjukkan stok BBM relatif aman untuk Ramadhan dan Lebaran.

”Melihat pengalaman tahun 2007, pada H-7 sampai H+7 Lebaran, Pertamina menambah pasokan premium sebesar 14,7 persen, tetapi permintaan solar diperkirakan akan menurun 33,8 persen. Pertamina telah menyiapkan kantor BBM dan SPBU transit dan posko BBM sepanjang jalur mudik. Di SPBU transit tersebut akan ditempatkan tangki-tangki transit untuk mengamankan pasokan,” kata Evita.
ya emang seharusnya begitu.
katanya pertamina pengalaman, tapi mana buktinya?
bikin rakyat makin susah aja.

tau kan indonesia kalau dah denger kata2 akan naik, pasti jadi langka tuh.

rakyat lg anteng2 malah konversi minyak ke gas.
trus gas 3kg lom siap mintan dah langka n mahal.
trus gas 3kg mulai langka n harga tdk sesuai yg dibilang pertamina (3kg*rp.4.250) rp.12.750.
malah ada yg bilang harga tabung gas 3kg hingga 1/2juta.

skrg dah mintan ga ada di dki gas 3kg jg dah mulai langka n mahal gara2 gas 12kg naik.
kata pertamina gas 12kg rp.69.000 padahal dipasaran hrgnya diatas rp.70000 bahkan hingga ampir rp.90.000.

katanya mintan mo dijual sesuai harga pasar yg dijual di spbu per jerigen 5liter,
dulu sih bener 5liter/jerigen mintan di spbu dijual rp.43000,
skrg ga ada yg jual tuh.

gimana toh pertamina???

Pemukulan Coreng Indonesia

Pemukulan Coreng Indonesia
Tim Merah Putih Juara Setelah Libya Mogok
Pelatih Libya Gamal AM Abu-Nowara (kedua dari kanan) berusaha menjelaskan insiden pemukulan dirinya kepada perangkat pertandingan di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat (29/8). Tim Indonesia A yang kalah 0-1 di babak pertama akhirnya dinyatakan juara setelah tim Libya menolak melanjutkan pertandingan karena alasan keamanan.

Insiden yang mencoreng sepak bola Indonesia mewarnai final sepak bola Piala Kemerdekaan, Indonesia versus Libya, di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jumat (29/8). Pelatih Libya Gamal AM Abu-Nowara dipukul seorang ofisial Indonesia saat turun minum mengakibatkan Libya menolak meneruskan laga.

Kisruh ofisial Indonesia dan Libya terjadi di depan ruang ganti saat turun minum. Abu-Nowara dipukul hingga terjatuh. Akibat pemukulan itu, bibir Abu-Nowara terluka. Kacamata yang dikenakannya juga pecah. ”Saya sungguh menyesal mengapa ini harus terjadi. Saya dipukul hingga kacamata saya pecah dan bibir saya luka,” kata Abu-Nowara sambil memperlihatkan kacamata dan bagian dalam bibirnya yang luka.

Menurut Abu-Nowara, ia sebenarnya tidak menghendaki hal tersebut terjadi. Namun, setelah berkonsultasi dengan federasi sepak bola Libya, mereka memutuskan untuk tidak meneruskan pertandingan. ”Selama pertandingan Anda lihat sendiri pemain kami terus dikasari, tetapi tidak ada kartu,” lanjutnya.

Keributan terjadi seusai wasit Shahabuddin Mohd Hamiddin mengakhiri laga babak pertama. Tim Indonesia sementara tertinggal 0-1 lewat gol yang dicetak Abdalla Mohamed pada menit ke-17. Saat para ofisial dan pemain hendak memasuki kamar ganti, sejumlah ofisial Indonesia, termasuk Manajer Indonesia Andi Darussalam Tabussala, dan sejumlah ofisial Libya terlibat perdebatan. ”Saat turun tangga sudah ada orang dari belakang yang hendak memukul saya,” ujar Abu-Nowara.

Sementara itu, Pelatih Indonesia Benny Dollo mengaku tidak mengetahui kejadian pemukulan yang dialami Pelatih Libya. Saat wartawan mengonfirmasi apakah yang memukul adalah pelatih kiper, Benny tetap mengaku tidak tahu. ”Saya tidak tahu permasalahan yang terjadi, demi Tuhan saya tidak tahu,” kata Benny, yang langsung memberikan mik kepada kapten Indonesia, Charis Yulianto, untuk menjawab pertanyaan wartawan. Fotografer Kompas yang menyaksikan insiden pemukulan itu diancam oleh seorang panitia pelaksana pertandingan. Tak lama kemudian panitia tersebut menarik tanda pengenal setelah melarang Kompas memotret.

Sebelum menolak melanjutkan pertandingan di babak kedua, Libya unggul 1-0 di babak pertama. Striker Abdalla mencetak gol lewat duel udara dengan kiper Indonesia, Markus Horison. Ia menyongsong bola lambung umpan Salem Ibrahim Ali.

Indonesia memiliki sejumlah peluang, salah satunya lewat M Ilham yang mendapat umpan dari Elie Aiboy. Ilham gagal meski tinggal menghadapi gawang yang tidak terkawal. Emosi lebih menguasai para pemain Indonesia sehingga gagal mencetak gol balasan. Indonesia diputuskan menjadi juara Piala Kemerdekaan setelah Libya menolak meneruskan laga.

hoki tuh indonesia krn libya mundur, jdnya indonesia juara.

Lentera Jiwa

Lentera Jiwa
Banyak yang bertanya mengapa saya mengundurkan diri sebagai pemimpin redaksi Metro TV. Memang sulit bagi saya untuk meyakinkan setiap orang yang bertanya bahwa saya keluar bukan karena ‘pecah kongsi’ dengan Surya Paloh, bukan karena sedang marah atau bukan dalam situasi yang tidak menyenangkan. Mungkin terasa aneh pada posisi yang tinggi, dengan ‘power’ yang luar biasa sebagai pimpinan sebuah stasiun televisi berita, tiba-tiba saya mengundurkan diri.

Dalam perjalanan hidup dan karir, dua kali saya mengambil keputusan sulit. Pertama, ketika saya tamat STM. Saya tidak mengambil peluang beasiswa ke IKIP Padang. Saya lebih memilih untuk melanjutkan ke Sekolah Tinggi Publisistik di Jakarta walau harus menanggung sendiri beban uang kuliah. Kedua, ya itu tadi, ketika saya memutuskan untuk mengundurkan diri dari Metro TV.

Dalam satu seminar, Rhenald Khasali, penulis buku Change yang saya kagumi, sembari bergurau di depan ratusan hadirin mencoba menganalisa mengapa saya keluar dari Metro TV. ‘’Andy ibarat ikan di dalam kolam. Ikannya terus membesar sehingga kolamnya menjadi kekecilan. Ikan tersebut terpaksa harus mencari kolam yang lebih besar.’’

Saya tidak tahu apakah pandangan Rhenald benar. Tapi, jujur saja, sejak lama saya memang sudah ingin mengundurkan diri dari Metro TV. Persisnya ketika saya membaca sebuah buku kecil berjudul Who Move My Cheese.Bagi Anda yang belum baca, buku ini bercerita tentang dua kurcaci. Mereka hidup dalam sebuah labirin yang sarat dengan keju. Kurcaci yang satu selalu berpikiran suatu hari kelak keju di tempat mereka tinggal akan habis. Karena itu, dia selalu menjaga stamina dan kesadarannya agar jika keju di situ habis, dia dalam kondisi siap mencari keju di tempat lain. Sebaliknya, kurcaci yang kedua, begitu yakin sampai kiamat pun persediaan keju tidak akan pernah habis.

Singkat cerita, suatu hari keju habis. Kurcaci pertama mengajak sahabatnya untuk meninggalkan tempat itu guna mencari keju di tempat lain. Sang sahabat menolak. Dia yakin keju itu hanya ‘dipindahkan’ oleh seseorang dan nanti suatu hari pasti akan dikembalikan. Karena itu tidak perlu mencari keju di tempat lain. Dia sudah merasa nyaman. Maka dia memutuskan menunggu terus di tempat itu sampai suatu hari keju yang hilang akan kembali. Apa yang terjadi, kurcaci itu menunggu dan menunggu sampai kemudian mati kelaparan. Sedangkan kurcaci yang selalu siap tadi sudah menemukan labirin lain yang penuh keju. Bahkan jauh lebih banyak dibandingkan di tempat lama.

Pesan moral buku sederhana itu jelas: jangan sekali-kali kita merasa nyaman di suatu tempat sehingga lupa mengembangkan diri guna menghadapi perubahan dan tantangan yang lebih besar. Mereka yang tidak mau berubah, dan merasa sudah nyaman di suatu posisi, biasanya akan mati digilas waktu.

Setelah membaca buku itu, entah mengapa ada dorongan luar biasa yang menghentak-hentak di dalam dada. Ada gairah yang luar biasa yang mendorong saya untuk keluar dari Metro TV. Keluar dari labirin yang selama ini membuat saya sangat nyaman karena setiap hari ‘keju’ itu sudah tersedia di depan mata. Saya juga ingin mengikuti ‘lentera jiwa’ saya. Memilih arah sesuai panggilan hati. Saya ingin berdiri sendiri.

Maka ketika mendengar sebuah lagu berjudul ‘Lentera Jiwa’ yang dinyanyikan Nugie, hati saya melonjak-lonjak. Selain syair dan pesan yang ingin disampaikan Nugie dalam lagunya itu sesuai dengan kata hati saya, sudah sejak lama saya ingin membagi kerisauan saya kepada banyak orang.

Dalam perjalanan hidup saya, banyak saya jumpai orang-orang yang merasa tidak bahagia dengan pekerjaan mereka. Bahkan seorang kenalan saya, yang sudah menduduki posisi puncak di suatu perusahaan asuransi asing, mengaku tidak bahagia dengan pekerjaannya. Uang dan jabatan ternyata tidak membuatnya bahagia. Dia merasa ‘lentera jiwanya’ ada di ajang pertunjukkan musik. Tetapi dia takut untuk melompat. Takut untuk memulai dari bawah. Dia merasa tidak siap jika kehidupan ekonominya yang sudah mapan berantakan. Maka dia menjalani sisa hidupnya dalam dilema itu. Dia tidak bahagia.

Ketika diminta untuk menjadi pembicara di kampus-kampus, saya juga menemukan banyak mahasiswa yang tidak happy dengan jurusan yang mereka tekuni sekarang. Ada yang mengaku waktu itu belum tahu ingin menjadi apa, ada yang jujur bilang ikut-ikutan pacar (yang belakangan ternyata putus juga) atau ada yang karena solider pada teman. Tetapi yang paling banyak mengaku jurusan yang mereka tekuni sekarang -- dan membuat mereka tidak bahagia -- adalah karena mengikuti keinginan orangtua.

Dalam episode Lentera Jiwa (tayang Jumat 29 dan Minggu 31 Agustus 2008), kita dapat melihat orang-orang yang berani mengambil keputusan besar dalam hidup mereka. Ada Bara Patirajawane, anak diplomat dan lulusan Hubungan Internasional, yang pada satu titik mengambil keputusan drastis untuk berbelok arah dan menekuni dunia masak memasak. Dia memilih menjadi koki. Pekerjaan yang sangat dia sukai dan menghantarkannya sebagai salah satu pemandu acara masak-memasak di televisi dan kini memiliki restoran sendiri. ‘’Saya sangat bahagia dengan apa yang saya kerjakan saat ini,’’ ujarnya. Padahal, orangtuanya menghendaki Bara mengikuti jejak sang ayah sebagai dpilomat.

Juga ada Wahyu Aditya yang sangat bahagia dengan pilihan hatinya untuk menggeluti bidang animasi. Bidang yang menghantarkannya mendapat beasiswa dari British Council. Kini Adit bahkan membuka sekolah animasi. Padahal, ayah dan ibunya lebih menghendaki anak tercinta mereka mengikuti jejak sang ayah sebagai dokter.

Simak juga bagaimana Gde Prama memutuskan meninggalkan posisi puncak sebuah perusahaan jamu dan jabatan komisaris di beberapa perusahaan. Konsultan manajemen dan penulis buku ini memilih tinggal di Bali dan bekerja untuk dirinya sendiri sebagai public speaker.

Pertanyaan yang paling hakiki adalah apa yang kita cari dalam kehidupan yang singkat ini? Semua orang ingin bahagia. Tetapi banyak yang tidak tahu bagaimana cara mencapainya.

Karena itu, beruntunglah mereka yang saat ini bekerja di bidang yang dicintainya. Bidang yang membuat mereka begitu bersemangat, begitu gembira dalam menikmati hidup. ‘’Bagi saya, bekerja itu seperti rekreasi. Gembira terus. Nggak ada capeknya,’’ ujar Yon Koeswoyo, salah satu personal Koes Plus, saat bertemu saya di kantor majalah Rolling Stone. Dalam usianya menjelang 68 tahun, Yon tampak penuh enerji. Dinamis. Tak heran jika malam itu, saat pementasan Earthfest2008, Yon mampu melantunkan sepuluh lagu tanpa henti. Sungguh luar biasa. ‘’Semua karena saya mencintai pekerjaan saya. Musik adalah dunia saya. Cinta saya. Hidup saya,’’ katanya.

Berbahagialah mereka yang menikmati pekerjaannya. Berbahagialah mereka yang sudah mencapai taraf bekerja adalah berekreasi. Sebab mereka sudah menemukan lentera jiwa mereka.

YAAB-ORBIT

Yayasan Amal Abadi Beasiswa orangtua Bimbing Terpadu (YAAB-ORBIT) adalah lembaga non profit yang menyelenggarakan program beasiswa bantuan biaya studi kepada pelajar/mahasiswa yang berprestasi namun memiliki kendala dalam biayai pendidikannya.

Jumlah beasiswa bantuan biaya studi perbulan selama 1 tahun:
  1. Jenjang SMU/sederajat sebesar Rp. 60.000
  2. Jenjang Akademi/S-1 sebesar Rp. 100.000
Syarat-syarat Menjadi Penerima beasiswa YAAB-ORBIT adalah sbb :
  1. Memiliki keterbatasan dalam biaya pendidikan
  2. Tidak sedang menerima beasiswa dari lembaga pemberi beasiswa lain
  3. Minimal duduk di kelas II SMU/sederajat dengan rata-rata nilai raport persemester minimal 7.00
  4. Minimal duduk di semester III dengan IPK minimal 2.75 (jurusan eksakta) dan IPK minimal 3.00 (jurusan non eksakta)
  5. Aktif di kegiatan Intra dan atau ektra sekolah/kampus
  6. Bersedia memenuhi kewajiban serta berperan aktif dalam kegiatan YAAB-ORBIT Pusat maupun YAAB-ORBIT Perwakilan di daerah masing-masing.
Cara Menjadi Penerima Beasiswa YAAB-ORBIT adalah MENGIRIM SURAT PERMOHONAN berisi profile pelamar, latarbelakang & kondisi ekonomi keluarga, alasan pengajuan beasiswa dan dilengkapi dokumen-dokumen sbb:
  1. Formulir beasiswa yang telah diisi lengkap dan disyahkan/di-stempel oleh pihak sekolah/kampus (Formulir bagian belakang)
  2. Foto copy raport/IP per-semester (mulai dari sem. 1 s.d sem. terakhir diterima)
  3. Surat keterangan kurang mampu dari Rt setempat
  4. Foto copy KTP (kartu pelajar, jika belum memiliki KTP)
  5. Foto copy KK (kartu keluarga)
  6. Slip gaji (jika orangtua PNS/Karyawan Swasta) atau surat keterangan penghasilan orangtua yang disahkan oleh RT, bisa digabung dengan surat keterangan tidak mampu, (jika orangtua buruh lepas/wiraswasta dll).
  7. Foto terbaru ukuran 3 x 4 sebanyak 3 lembar
  8. Data-data yang dapat menjadi penunjang antara lain : foto copy sertifikat pelatihan, piagam penghargaan dll.
Seleksi penerima beasiswa YAAB-ORBIT 2008/2009 dilakukan oleh:
  1. Team seleksi Perwakilan YAAB-ORBIT; (waktu dan tempat seleksi ditentukan oleh perwakilan dimana pelamar beasiswa menjalani studi)
  2. Team seleksi YAAB-ORBIT Pusat;
Mulai bulan September 2008 Untuk memperoleh formulir beasiswa serta informasi lebih lanjut mengenai pengajuan permohonan beasiswa YAAB-ORBIT dapat menghubungi:
  1. Perwakilan YAAB-ORBIT daerah dimana pelamar menjalani studi
  2. Sekretariat YAAB-ORBIT Pusatd.a : Gd. The Habibie CenterJl. Kemang Selatan No. 98 Jakarta 12560Telp/Fax : (021) 788 4 6927 (021) 684 9 5690 / 0812 8062904 (Betty) 0813 10594000 (Muji)

    Bagi pelamar beasiswa YAAB-ORBIT dari wilayah Bengkulu, DKI Jakarta, Jawa Barat, NTT, Maluku, Papua, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Bogor dan Banten, permohonan beasiswa [Formulir & persyaratannya] dapat dikirim langsung ke alamat sekretariat YAAB-ORBIT Pusat paling lambat tanggal 30 Agustus 2008.

    YAAB-ORBIT juga membuka kesempatan bagi siapa saja yang berkeinginan untuk menyalurkan sebagian dananya untuk membantu pendidikan anak-anak Bangsa melalui YAAB-ORBIT.

Friday, August 8, 2008

Papua legislator dismisses US Congressmen`s demand for release of OPM supporters

Papua legislator dismisses US Congressmen`s demand for release of OPM supporters

Jayapura, Papua - A provincial Papua legislator said US Congressmen should not interfere in an Indonesian court`s decision regarding Filep Karma and Yusak Pakage, two Papua residents who were detained in 2004 for involvement in activities supporting the outlawed separatist OPM (Free Papua Organization).

"From the judicial point of view, the request made by a number of US congressmen is obviously an act of interference in Indonesian law," Ramses Wally, deputy chairman of Papua`s Provincial Legislative Council (DPRD)`s Commission A, said here on Friday.

Some 40 US Congressmen have sent a letter to President Susilo Bambang Yudhoyono demanding the "immediate and unconditional" release of two sympathizers of the outlawed separatist OPM (Free Papua Organization), Filep Karma and Yusak Pakage.

Other countries cannot interfere in an Indonesian court`s decision because Indonesia is a sovereign country including in law enforcement, Wally siad.

"I think the US Congressmen`s request is a political rather than a legal move. They claimed they were acting based on the human rights point of view. The question is which human rights has Indonesia violated by sentencing Filep Karma and Yusak Pakage?" Wally said commenting on the US congressmen`s letter.

He said the human rights issue must not be misused to defend a political interest, namely the wish to see Indonesia`s disintegration.

Freedom of expression could be done by writing a letter, holding discussion or dialog, instead of hoisting a flag of OPM which symbolized separatism, he said.

Wally, who is also the chief of the Simporo Babrongko tribe, said the US Congressmen`s move was part of a political game mobilized by some international NGOs which were trying to internationalize the Papua issue so that Papua could break away from Indonesia.

He said the Indonesian nation must always be aware of such a political maneuver and united to reject the attempt of the US Congressmen who tried to undermine Indonesia`s legal system for a certain political purpose.

"We must not be discouraged in rejecting the political moves of the US Congressmen who asked for the release of political detainees Filep Karma and Yusak Pakage. As a sovereign country, we must not allow any country to dictate us, especially in the legal enforcement," he said.

Friday, August 1, 2008

GRAHA FINESA

PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF BERUPA PENCABUTAN IZIN USAHA PT. ARTHA BERJANGKA NUSANTARA DAN PT. GRAHA FINESA BERJANGKA

PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIFBERUPA PENCABUTAN IZIN USAHA 2 (DUA) PIALANG BERJANGKAOLEH BAPPEBTIDALAM RANGKA PENEGAKAN HUKUM
  1. Dalam rangka penegakan hukum, pada hari Kamis tanggal 24 Juli 2008 Bappebti telah mengenakan sanksi administratif berupa pencabutan izin usaha 2 (dua) Pialang Berjangka masing-masing kepada :No. Nama Perusahaan Nomor Surat Penerbitan Izin Usaha Nomor Surat Pencabutan Izin Usaha 1. PT. ARTHA BERJANGKA NUSANTARA 70/BAPPEBTI/SI/XII/2000 416/BAPPEBTI/SA/7/2008 2. PT. GRAHA FINESA BERJANGKA 334/BAPPEBTI/SI/III/2004 418/BAPPEBTI/SA/7/2008
  2. Pencabutan izin usaha tersebut dilakukan berdasarkan hasil pemeriksaan Bappebti dan audit PT. Bursa Berjangka Jakarta dan PT. Kliring Berjangka Indonesia. Dari hasil pemeriksaan dan audit tersebut, ditemukan bahwa kedua perusahaan Pialang Berjangka dimaksud telah melakukan pelanggaran di bidang Perdagangan Berjangka.
  3. Berdasarkan pencabutan izin kedua Pialang tersebut, maka Bappebti juga mencabut semua izin Wakil Pialang pada kedua perusahaan tersebut.
  4. Berdasarkan pencabutan izin kedua Pialang tersebut, maka kepada para Nasabah yang memiliki kepentingan terkait dengan transaksi pada kedua perusahaan tersebut, agar menyelesaikannya pada SATGAS PENYELESAIAN NASABAH PT. ARTHA BERJANGKA NUSANTARA dan PT. GRAHA FINESA BERJANGKA pada PT. Bursa Berjangka Jakarta - di Annex Gedung BDN Lt. 2 Jl. M.H. Thamrin Nomor 5 Jakarta Telp. (+62)(21)3983-2735 dan Fax. (+62)(21)3983-2730.
Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) telah mencabut izin dua pialang berjangka pada 24 Juli 2008.

"Beppebti telah mengenakan sanksi administratif berupa pencabutan izin usaha dua pialang, yakni PT Artha Berjangka Nusantara dan PT Graha Finesa Berjangka," kata Sekretaris Bappebti Chrisnawati Triwahyuardhianto, dalam siaran persnya, Jumat (5/7).

Pencabutan izin usaha ini dilakukan berdasarkan hasil pemeriksaan Bappebti dan audit PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) serta PT Kliring Berjangka Indonesia yang telah menemukan kedua perusahaan tersebut melakukan pelanggaran di bidang perdagangan berjangka.

Selain itu, Bappebti juga melakukan pencabutan izin kedua pialang pada kedua perusahaan PT Artha Berjangka Nusantara dan PT Graha Finesa Berjangka.

Terkait dengan pencabutan ini, maka nasabah yang memiliki kepentingan terkait dengan transaksi pada kedua perusahaan tersebut agar menyelesaikan pada Satgas penyelesaian nasabah PT Artha Berjangka Nusantara dan PT Graha Finesa Berjangka di BBJ.