Lepas dari Jerat Pornografi Internet
Senin, 28 Januari 2008 16:36 WIB
"Saya baru sadar kalau saya tak bahagia dalam pekerjaan dan hubungan dengan orang lain. Saya menggunakan pornografi sebagai pelarian."
Sambil memejamkan sepasang matanya yang mulai lelah, Jason McClain mematikan komputernya. Di tengah kegelapan malam, karyawan di bagian IT itu lalu melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul tiga dini hari. Di hari itu Jason sebenarnya bekerja mulai pagi hingga siang. Tetapi ia terpaku selama berjam-jam di depan monitor hingga malam hari hanya untuk melihat situs-situs porno di internet.
Sejak masih sekolah, Jason sudah kecanduan dengan gambar-gambar telanjang. Jason memang tidak sendiri, banyak pria lain yang menjadi korban pornografi internet. Sekitar enam persen dari populasi masyarakat di Inggris dilaporkan mengalami masalah dengan salah satu bentuk kecanduan seks ini.
Kegemaran menatap gambar atau film seronok di internet lama kelamaan membawa pengaruh buruk bagi Jason. Hasratnya yang begitu kuat untuk menikmati gambar dan tayangan porno membuat hubungan sosialnya terus memburuk. Beruntung, Jason kini sudah sembuh dan kembali hidup normal. Ia mampu melepaskan diri dari jeratan pornografi internet berkat kedisipilinannya dalam menjalankan program pemulihan yang ketat. Jason bahkan sekarang menjadi seorang konselor terlatih yang membantu kesembuhan para pecandu pornografi. Diakuinya, dalam beberapa tahun ini terjadi peningkatan tajam jumlah pria yang mentalnya rusak akibat tekanan pornografi. Di antara para kliennya sekarang, Jason menemukan ada beberapa kebiasaan dalam mengakses pornografi :
- Pria mengorbankan hari liburnya untuk menurutkan hasrat mengakses pornografi.- Pria mengorbankan hibungan sosial dengan teman atau keluarga hanya untuk menikmati pornografi - Pria terobesi dengan seseorang dan pertemuannya dengan mereka dilihat sebagai potensi menciptakan fantasi seksual atau pornografi.
“Saya ingat ketika masih remaja pornografi selalu memiliki daya tarik magis. Ketika saya mulai bekerja di IT tujuh tahun lalu, daya tarik itu kembali menguat karena semuanya dapat diakses melalui internet. Jika saya punya waktu luang di akhir pekan dan kebetulan tak ada jadwal, semua berubah menjadi sesi pornografi. Saya bisa menghabiskan dua tau tiga jam saat itu, menatap pesona di layar komputer.
"Waktu akan menguap begitu saja dan saya heran akan apa yang saya lakukan. Setelah itu seperti ada sesuatu yang hilang, dan mencoba mengatasinya dengan kembali mengakses beberapa situs seperti halnya candu. Ini seperti lingkaran putus asa dan banyak pria yang mampu bertahan hingga jam 3 atau 4 pagi untuk memuaskan kebiasaannya,” paparnya.
Dampak burukSelain membuat kecanduan, pornografi memang dapat menimbulkan dampak buruk, sebagaimana terungkap dari survey terhadap para therapist yang dilakukan BBC Radio One. Sebanyak 74 persen therapist mengatakan bahwa penggunaan pornografi internet secara berlebihan menjadi penyebab umum memburuknya hubungan.
Bagi Jason sendiri, statistik tersebut tidaklah mengherankan. Menurutnya, banyak wanita yang mengetahui pasangannya kecanduan pornografi menjadi sangat terpukul. "Ada kemarahan besar serta keraguan yang mungkin ia tak pernah bayangkan sama sekali.
Hubungan saya pun berantakan, dan pornografi jelas memainkan peran akan kegagalan itu,” ujarnya.
Jason mengaku khawatir tren kecanduan pornografi akan terus berlangsung sehingga banyak pria makin terjebak dalam fantasi.
“Saya menyebutnya 'kacamata porno', namun istilah yang tepatnya mungkin ‘obyektifikasi’. Ini terjadi ketika pria mulai menyerap pesan porno yang dikirimkan. Mereka mengobyektifikasi seseorang melintasi garis. Ini bukan berarti menunjuk seorang wanita di bar dan berpikir bahwa ia menarik. Setiap orang dievaluasi sebagai sebuah obyek. Bila Anda di supermarket, orang yang Anda lihat dinilai penuh secara seksual. Ketika Anda mencapai tahap infatuasi atau tergila-gila, ada sesuatu yang tidak benar. Suatu hubungan juga menjadi dalam tekanan karena seseorang mulai mengobyektifikasi pasangannya," ujarnya.
Butuh kemauan besarFakta lain pun menunjukkan bahwa 70 persen aktivitas surfing pornografi dilakukan selama jam-jam kerja. Pada 2004, sebuah survey di Inggris mengungkapkan tujuh dari 10 perusahaan memecat karyawan yang mengakses pornografi di tempat kerja. “Di banyak tempat kerja, pornografi adalah masalah serius. Ini menunjukkan betapa sebagian orang nekat untuk melihatnya. Mereka rela mempertaruhkan pekerjaannya untuk sensasi sekejap,” ujar Jason
Bagi Jason, menghentikan kebiasaan buruknya membutuhkan kemauan besar serta ketetapan hati yang kuat. Namun bagian terpenting dari penyembuhan ini adalah menentukan apa yang menjadi penyebab utama problem kecanduan ini. “Saya punya latar belakang psikologi dan ketika saya menganalisa apa yang terjadi, saya baru sadar kalau saya tak bahagia dalam pekerjaan dan hubungan dengan orang lain. Saya menggunakan pornografi sebagai pelarian. Gambar-gambar ini mengalihkan saya dari dunia nyata, dan membuat saya mengelak dari persoalan dalam hidup saya. Untuk kebanyakan pria, itu menggantikan sosialisasi, merenggut hubungan serta merusaknya," terangnya.
Jason juga punya nasehat penting buat para pria yang merasa dirinya kecanduan dengan pornografi. Pertama, cobalah untuk mendiskusikan masalah ini dengan orang yang mengerti Anda. Kedua, buatlah jadwal yang padat dalam aktivitas keseharian Anda dan ketiga hubungi konselor terlatih untuk menentukan dan mencari tahu kenapa kecanduan ini telah membelit Anda.
“Pastikan Anda termotivasi untuk mengatasi kecanduan ini karena jika tidak, tak ada jalan buat Anda untuk berhasil. Saya menyadari, alam bawah sadar saya merencanakan membuat setiap malam dan akhir pekan dalam kondisi bebas sehingga saya bisa online. Oleh sebab itu, pergilah keluar rumah lakukan sesuatu dan taati waktu tidur yang ketat. "Menahan kebiasaan Anda adalah sebuah ide buruk. Anda butuh bantuan teman dekat untuk berdiskusi. Dengan bebasnya layanan internet dan kemudahan pornografi, tak heran jika pria menjadi tertarik Mendengar nasihat dari profesional tentu sangat ideal sebab dapat menentukan apa yang menjadi penyebab kecanduan. Ketika apa yang terjadi pada Anda terungkap, hal itu akan memberi anda perspektif baru,” tandas Jason.
Artikel Terkait:
Senin, 28 Januari 2008 16:36 WIB
"Saya baru sadar kalau saya tak bahagia dalam pekerjaan dan hubungan dengan orang lain. Saya menggunakan pornografi sebagai pelarian."
Sambil memejamkan sepasang matanya yang mulai lelah, Jason McClain mematikan komputernya. Di tengah kegelapan malam, karyawan di bagian IT itu lalu melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul tiga dini hari. Di hari itu Jason sebenarnya bekerja mulai pagi hingga siang. Tetapi ia terpaku selama berjam-jam di depan monitor hingga malam hari hanya untuk melihat situs-situs porno di internet.
Sejak masih sekolah, Jason sudah kecanduan dengan gambar-gambar telanjang. Jason memang tidak sendiri, banyak pria lain yang menjadi korban pornografi internet. Sekitar enam persen dari populasi masyarakat di Inggris dilaporkan mengalami masalah dengan salah satu bentuk kecanduan seks ini.
Kegemaran menatap gambar atau film seronok di internet lama kelamaan membawa pengaruh buruk bagi Jason. Hasratnya yang begitu kuat untuk menikmati gambar dan tayangan porno membuat hubungan sosialnya terus memburuk. Beruntung, Jason kini sudah sembuh dan kembali hidup normal. Ia mampu melepaskan diri dari jeratan pornografi internet berkat kedisipilinannya dalam menjalankan program pemulihan yang ketat. Jason bahkan sekarang menjadi seorang konselor terlatih yang membantu kesembuhan para pecandu pornografi. Diakuinya, dalam beberapa tahun ini terjadi peningkatan tajam jumlah pria yang mentalnya rusak akibat tekanan pornografi. Di antara para kliennya sekarang, Jason menemukan ada beberapa kebiasaan dalam mengakses pornografi :
- Pria mengorbankan hari liburnya untuk menurutkan hasrat mengakses pornografi.- Pria mengorbankan hibungan sosial dengan teman atau keluarga hanya untuk menikmati pornografi - Pria terobesi dengan seseorang dan pertemuannya dengan mereka dilihat sebagai potensi menciptakan fantasi seksual atau pornografi.
“Saya ingat ketika masih remaja pornografi selalu memiliki daya tarik magis. Ketika saya mulai bekerja di IT tujuh tahun lalu, daya tarik itu kembali menguat karena semuanya dapat diakses melalui internet. Jika saya punya waktu luang di akhir pekan dan kebetulan tak ada jadwal, semua berubah menjadi sesi pornografi. Saya bisa menghabiskan dua tau tiga jam saat itu, menatap pesona di layar komputer.
"Waktu akan menguap begitu saja dan saya heran akan apa yang saya lakukan. Setelah itu seperti ada sesuatu yang hilang, dan mencoba mengatasinya dengan kembali mengakses beberapa situs seperti halnya candu. Ini seperti lingkaran putus asa dan banyak pria yang mampu bertahan hingga jam 3 atau 4 pagi untuk memuaskan kebiasaannya,” paparnya.
Dampak burukSelain membuat kecanduan, pornografi memang dapat menimbulkan dampak buruk, sebagaimana terungkap dari survey terhadap para therapist yang dilakukan BBC Radio One. Sebanyak 74 persen therapist mengatakan bahwa penggunaan pornografi internet secara berlebihan menjadi penyebab umum memburuknya hubungan.
Bagi Jason sendiri, statistik tersebut tidaklah mengherankan. Menurutnya, banyak wanita yang mengetahui pasangannya kecanduan pornografi menjadi sangat terpukul. "Ada kemarahan besar serta keraguan yang mungkin ia tak pernah bayangkan sama sekali.
Hubungan saya pun berantakan, dan pornografi jelas memainkan peran akan kegagalan itu,” ujarnya.
Jason mengaku khawatir tren kecanduan pornografi akan terus berlangsung sehingga banyak pria makin terjebak dalam fantasi.
“Saya menyebutnya 'kacamata porno', namun istilah yang tepatnya mungkin ‘obyektifikasi’. Ini terjadi ketika pria mulai menyerap pesan porno yang dikirimkan. Mereka mengobyektifikasi seseorang melintasi garis. Ini bukan berarti menunjuk seorang wanita di bar dan berpikir bahwa ia menarik. Setiap orang dievaluasi sebagai sebuah obyek. Bila Anda di supermarket, orang yang Anda lihat dinilai penuh secara seksual. Ketika Anda mencapai tahap infatuasi atau tergila-gila, ada sesuatu yang tidak benar. Suatu hubungan juga menjadi dalam tekanan karena seseorang mulai mengobyektifikasi pasangannya," ujarnya.
Butuh kemauan besarFakta lain pun menunjukkan bahwa 70 persen aktivitas surfing pornografi dilakukan selama jam-jam kerja. Pada 2004, sebuah survey di Inggris mengungkapkan tujuh dari 10 perusahaan memecat karyawan yang mengakses pornografi di tempat kerja. “Di banyak tempat kerja, pornografi adalah masalah serius. Ini menunjukkan betapa sebagian orang nekat untuk melihatnya. Mereka rela mempertaruhkan pekerjaannya untuk sensasi sekejap,” ujar Jason
Bagi Jason, menghentikan kebiasaan buruknya membutuhkan kemauan besar serta ketetapan hati yang kuat. Namun bagian terpenting dari penyembuhan ini adalah menentukan apa yang menjadi penyebab utama problem kecanduan ini. “Saya punya latar belakang psikologi dan ketika saya menganalisa apa yang terjadi, saya baru sadar kalau saya tak bahagia dalam pekerjaan dan hubungan dengan orang lain. Saya menggunakan pornografi sebagai pelarian. Gambar-gambar ini mengalihkan saya dari dunia nyata, dan membuat saya mengelak dari persoalan dalam hidup saya. Untuk kebanyakan pria, itu menggantikan sosialisasi, merenggut hubungan serta merusaknya," terangnya.
Jason juga punya nasehat penting buat para pria yang merasa dirinya kecanduan dengan pornografi. Pertama, cobalah untuk mendiskusikan masalah ini dengan orang yang mengerti Anda. Kedua, buatlah jadwal yang padat dalam aktivitas keseharian Anda dan ketiga hubungi konselor terlatih untuk menentukan dan mencari tahu kenapa kecanduan ini telah membelit Anda.
“Pastikan Anda termotivasi untuk mengatasi kecanduan ini karena jika tidak, tak ada jalan buat Anda untuk berhasil. Saya menyadari, alam bawah sadar saya merencanakan membuat setiap malam dan akhir pekan dalam kondisi bebas sehingga saya bisa online. Oleh sebab itu, pergilah keluar rumah lakukan sesuatu dan taati waktu tidur yang ketat. "Menahan kebiasaan Anda adalah sebuah ide buruk. Anda butuh bantuan teman dekat untuk berdiskusi. Dengan bebasnya layanan internet dan kemudahan pornografi, tak heran jika pria menjadi tertarik Mendengar nasihat dari profesional tentu sangat ideal sebab dapat menentukan apa yang menjadi penyebab kecanduan. Ketika apa yang terjadi pada Anda terungkap, hal itu akan memberi anda perspektif baru,” tandas Jason.
Artikel Terkait:
Cyber Seks di Persimpangan, Antara Mendidik dan Merusak
Terlilit Utang Akibat Kecanduan Seks
Hobi Kekerasan Separah Kecanduan Seks?
Siswa SD dan SMP Mesti Pahami Seks
Seks, Boleh Direkam, Disebarkan Jangan
No comments:
Post a Comment