03/04/2008
Bus TransJ Perempuan Opsional
Calon penumpang perempuan tidak perlu khawatir jika TransJ khusus perempuan beroperasi. Jika bepergian bersama anak, suami atau pun pacar, tetap bisa menggunakan TransJ umum.
"Itu sifatnya opsional. Mereka yang merasa lebih aman dan nyaman naik bus khusus perempuan dipersilakan. Tetapi mereka yang ingin campur dengan penumpang cowok juga tidak dilarang," kata Direktur Institut Studi Transportasi (Instrans), Dharmaningtyas, setelah bertukar pikiran dengan Kepala BLU TransJakarta Dradjad Adhiyaksa.
Hal ini disampaikan Dharmaningtyas dalam jumpa pers hasil survei Instrans tentang bus TransJ khusus penumpang perempuan di Gedung Prasana Sasana Karya, Jalan Suryo Pranoto nomor 8, Jakarta Pusat, Kamis (3/4/2008). Dradjad Adhiyaksa juga menghadiri acara ini.
"Bagi pasangan suami istri atau keluarga yang berpergian bersama naik bus TransJ tidak perlu khawatir bahwa mereka akan dipisahkan. Mereka diberi kebebasan memilih bus yang akan dinaiki," lanjutnya.
Berdasarkan survei Instrans, 48% orang dari 853 responden menolak busway khusus perempuan. Ada yang menolak karena ribet apabila pergi bersama keluarga atau teman (2,6%). Ada yang beranggapan bus TransJ perempuan kurang dipublikasikan (4,6%), dan ada yang meminta agar pelayanan busway sekarang diperbaiki? dulu (20,8%).
"Itu karena mereka belum tahu bahwa busway perempuan sifatnya opsional, tidak wajib," kata dia.
Calon penumpang perempuan tidak perlu khawatir jika TransJ khusus perempuan beroperasi. Jika bepergian bersama anak, suami atau pun pacar, tetap bisa menggunakan TransJ umum.
"Itu sifatnya opsional. Mereka yang merasa lebih aman dan nyaman naik bus khusus perempuan dipersilakan. Tetapi mereka yang ingin campur dengan penumpang cowok juga tidak dilarang," kata Direktur Institut Studi Transportasi (Instrans), Dharmaningtyas, setelah bertukar pikiran dengan Kepala BLU TransJakarta Dradjad Adhiyaksa.
Hal ini disampaikan Dharmaningtyas dalam jumpa pers hasil survei Instrans tentang bus TransJ khusus penumpang perempuan di Gedung Prasana Sasana Karya, Jalan Suryo Pranoto nomor 8, Jakarta Pusat, Kamis (3/4/2008). Dradjad Adhiyaksa juga menghadiri acara ini.
"Bagi pasangan suami istri atau keluarga yang berpergian bersama naik bus TransJ tidak perlu khawatir bahwa mereka akan dipisahkan. Mereka diberi kebebasan memilih bus yang akan dinaiki," lanjutnya.
Berdasarkan survei Instrans, 48% orang dari 853 responden menolak busway khusus perempuan. Ada yang menolak karena ribet apabila pergi bersama keluarga atau teman (2,6%). Ada yang beranggapan bus TransJ perempuan kurang dipublikasikan (4,6%), dan ada yang meminta agar pelayanan busway sekarang diperbaiki? dulu (20,8%).
"Itu karena mereka belum tahu bahwa busway perempuan sifatnya opsional, tidak wajib," kata dia.
1 comment:
Hmmm. Kadang suka heran, perempuan dimana-mana berteriak minta disamakan hak-haknya dengan laki-laki, tapi disatu sisi mereka sendiri yang suka minta dibeda-bedakan, lha ini salah satu contohnya.
Setelah BusWay khusus perempuan, apakah agar tetap hak-haknya sama dengan laki-laki, dikemudian hari akan ada juga yah BusWay khusus laki-laki? Xixixi...
Tetap setuju aja sey saya mah...
Post a Comment