Hujan Lebat Disertai Turunnya Butiran Es
Ukuran es yang jatuh sebesar ujung jari tangan, sekitar 1 sentimeter kubik. Suara jatuhnya cukup berisik, terutama jika menimpa atap seng.
”Saya tadi sempat kaget dan khawatir. Jangan-jangan akan ada bahaya. Soalnya jumlahnya banyak dan disertai angin kencang,” papar Oni (40), penjual roti bakar yang saat itu ada di Pasar Kosambi, Bandung. Hujan es juga terjadi di Bekasi, Salatiga, dan Bandung.
Es yang jatuh di atas gerobaknya cukup banyak, sekitar 2 kilogram. Penjual bakso, Arto (30), juga kaget, karena hal itu tidak biasa terjadi. Selama 12 tahun tinggal di Bandung ia menyaksikan tiga kali hujan es.
Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika Bandung Hendri Surbakti mengatakan, hujan es merupakan fenomena wajar dan biasa terjadi pada musim pancaroba. Oleh karena itu, masyarakat tidak perlu panik.
Ia mengatakan, Maret-Mei merupakan bulan pancaroba ke musim kemarau. Saat itu kerap terjadi fenomena hujan disertai angin, petir, dan butiran es.
Penguapan cepat
Menurut staf Subbidang Informasi Meteorologi Publik Badan Meteorologi dan Geofisika Kiki yang dihubungi kemarin, hujan es timbul akibat proses penguapan air secara cepat, menyebabkan tumbuhnya awan kumulonimbus dengan puncak lebih tinggi, bisa mencapai 10.000 meter di atas permukaan laut dan suhunya bisa mencapai -40 derajat Celsius.
”Pada suhu itu air menjadi kristal es. Ketika jatuh ke permukaan tanah, kristal es itu tidak sepenuhnya mencair sehingga menjadi hujan es,” kata Kiki.
Temperatur udara di sejumlah wilayah Pulau Jawa kemarin antara 24 dan 32 derajat Celsius.
Butiran es menerobos masuk sebuah warung makan di Jalan Margacinta, Kota Bandung, Jawa Barat, saat terjadi hujan lebat disertai angin kencang, Minggu (30/3). Hujan lebat yang mengguyur Kota Bandung selama sekitar dua jam telah mengakibatkan sejumlah ruas jalan tergenang air dan sebuah pohon di Jalan Jenderal Ibrahim Adjie tumbang.Sebelum terjadi hujan lebat, Kota Bandung dilanda hujan es, Minggu (30/3) sekitar pukul 13.40. Hujan es ini berlangsung tidak lebih dari 10 menit. Banyak warga yang terkejut dengan kejadian itu. Hujan es tersebut terjadi karena udara panas yang menyebabkan penguapan cepat.
Ukuran es yang jatuh sebesar ujung jari tangan, sekitar 1 sentimeter kubik. Suara jatuhnya cukup berisik, terutama jika menimpa atap seng.
”Saya tadi sempat kaget dan khawatir. Jangan-jangan akan ada bahaya. Soalnya jumlahnya banyak dan disertai angin kencang,” papar Oni (40), penjual roti bakar yang saat itu ada di Pasar Kosambi, Bandung. Hujan es juga terjadi di Bekasi, Salatiga, dan Bandung.
Es yang jatuh di atas gerobaknya cukup banyak, sekitar 2 kilogram. Penjual bakso, Arto (30), juga kaget, karena hal itu tidak biasa terjadi. Selama 12 tahun tinggal di Bandung ia menyaksikan tiga kali hujan es.
Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika Bandung Hendri Surbakti mengatakan, hujan es merupakan fenomena wajar dan biasa terjadi pada musim pancaroba. Oleh karena itu, masyarakat tidak perlu panik.
Ia mengatakan, Maret-Mei merupakan bulan pancaroba ke musim kemarau. Saat itu kerap terjadi fenomena hujan disertai angin, petir, dan butiran es.
Penguapan cepat
Menurut staf Subbidang Informasi Meteorologi Publik Badan Meteorologi dan Geofisika Kiki yang dihubungi kemarin, hujan es timbul akibat proses penguapan air secara cepat, menyebabkan tumbuhnya awan kumulonimbus dengan puncak lebih tinggi, bisa mencapai 10.000 meter di atas permukaan laut dan suhunya bisa mencapai -40 derajat Celsius.
”Pada suhu itu air menjadi kristal es. Ketika jatuh ke permukaan tanah, kristal es itu tidak sepenuhnya mencair sehingga menjadi hujan es,” kata Kiki.
Temperatur udara di sejumlah wilayah Pulau Jawa kemarin antara 24 dan 32 derajat Celsius.
No comments:
Post a Comment