Monday, April 21, 2008

Gerbong Khusus Wanita

Menunggu Gerbong Khusus Wanita

Berdiri, berdesak-desakan. Bagian tubuh tersentuh lelaki tak dikenal. Itulah yang sehari-hari dialami kaum perempuan ketika naik angkutan massal seperti keret listrik di Jakarta dan sekitarnya. Falsafah siapa cepat dia dapat tampaknya berlaku mutlak di KRL. Tak peduli perempuan atau laki-laki.

Peringatan Hari Kartini pada 21 April ini harusnya jadi sesuatu yang berbeda bagi kaum Hawa di kawasan KRL. PT Kereta Apai Indonesia sebetulnya mengimbau para lelaki untuk sehari ini saja memberikan tempat duduk bagi wanita. Tapi nyatanya, tetap saja para lelaki belum mau memberikan tempat duduknya bagi perempuan.

Tujuan lebih ideal sebenarnya menyediakan gerbong khusus untuk wanita. Tapi sampai sekarang belum terealisasi. Banyaknya jumlah penumpang KRL membuat sulit pengkhususan gerbong bagi perempuan. Terbukti, di Hari Kartini saja kaum lelaki mau mengalah.
Gimana bisa kalau gerbong KA masih kurang?
misal suami-istri naik KA, apa mereka harus dipisah? kalau gerbongnya sebelahan gpp sih, tp kalau jauh gimana? nah kalau anak wanita dengan bapanya atau anak laki-laki dengan ibunya gimana juga? bisa hilang anak tuh.

2 comments:

atha said...

Aku setuju untuk adanya pemisahan gerbong antara wanita DEWASA dan laki2 DEWASA, karena sering terjadi pelecehan seksual di gerbong tersebut.
Adapun gerbongny sebaiknya:
1. GErbong Laki (DEWASA)
2. Gerbong Wanita (DEWASA)
3. Gerbong keluarga ( suami, istri dan anak)

Terimakasih.

atha said...

Aku setuju untuk adanya pemisahan gerbong antara wanita DEWASA dan laki2 DEWASA, karena sering terjadi pelecehan seksual di gerbong tersebut.
Adapun gerbongny sebaiknya:
1. GErbong Laki (DEWASA)
2. Gerbong Wanita (DEWASA)
3. Gerbong keluarga ( suami, istri dan anak)

Terimakasih.