Monday, April 28, 2008

Mobile Web

Ponsel Lokal Siap Hadapi Fenomena "Mobile Web"
Tampilan Web penuh yang diakses melalui PC ini hampir tidak mungkin dibuka menggunakan ponsel sederhana StarTech ST 88. Mesin pencari Google memformat menjadi versi mobile Web agar mudah dibuka melalui ponsel.

Perang tarif yang dilakukan operator seluler sejauh ini telah ditangkap sebagai peluang bisnis bagi pembuat telepon seluler kelas ekonomis. Misalnya saja dengan membuat ponsel dua ”IM Card”, apakah itu GSM-GSM atau GSM-CDMA, yang selanjutnya diharapkan pengguna lebih fleksibel memilih operator yang memberikan tarif kompetitif.

Tak mengherankan apabila belakangan bermunculan aneka ponsel dengan kartu ganda menyusul persaingan tarif ”gila-gilaan” yang dilakukan para operator seluler. Bahkan, bukan hanya ponsel yang dikategorikan sebagai ponsel murah seperti ponsel buatan China saja, melainkan juga termasuk vendor besar seperti Samsung masih ikut bermain memperebutkan ”remah-remah” ini.

Eforia ini semakin marak menyusul diturunkannya tarif interkoneksi, dan gejala ini sebenarnya lebih memperlihatkan betapa masih besarnya kebutuhan dasar berkomunikasi di negeri ini. Penggunaan sebagai akses ke dunia maya belum banyak dilirik meski sekarang sudah semakin banyak situs-situs yang menyediakan halaman khusus untuk ponsel.

Di tengah ingar-bingar persaingan ponsel dua kartu ini, Kompas melihat ada perkembangan yang menarik yang tidak dikira. Ternyata ponsel-ponsel dengan kategori murah itu di antaranya bisa digunakan untuk mengakses internet, terutama situs yang sudah diformat untuk kebutuhan ponsel.

Hadirnya ponsel yang dilengkapi fitur akses internet sangat tepat waktunya, terutama ketika pemain internet raksasa, seperti Microsoft, Yahoo, dan Google, sudah memulai terjun di lingkungan perangkat mobile. Dalam kesempatan ini Kompas mencoba produk lokal StarTech ST 88 yang merupakan ponsel dua kartu (GSM-CDMA) yang merupakan produksi lokal.

”Memang para teknisi kami sudah menyesuaikan dengan spesifikasi teknis operator di Indonesia sebelum meluncurkan produk kami sehingga memudahkan koneksi GPRS untuk akses ke internet,” kata Herman Janto, GM StarTech Mobile, dalam sebuah perbincangan belum lama ini. StarTech yang merupakan salah satu rancangan lokal yang dibuat pabrik di China berbekal pengalaman menangani produk ponsel besar.

Ponsel ST 88 merupakan produk dual SIM card ketiga setelah ST 57 dan ST 67 (keduanya GSM-GSM). Sepintas memperlihatkan bentuk yang menarik, dengan selempang warna merah marun metalik di sepanjang sisinya selain strip di bagian depan. Bentuk ini mengingatkan pada ponsel Nokia 5310 XpressMusic.

Menangkap fenomena

Memang tidak senyaman menggunakan PC atau notebook biasa dalam mengakses internet, tetapi sifat mobilitasnya memiliki keuntungan lain yang tidak pernah ada sebelumnya. Bahkan, tidak perlu serepot menghidupkan PC, ponsel yang selalu dalam kondisi hidup ini bisa mengakses internet kapan saja, ketika sedang bepergian tidak perlu repot membawa notebook atau mencari warnet.

Yang menarik terutama karena tidak memerlukan penyetelan yang rumit, cukup dengan memilih profil sesuai dengan operator yang digunakan. Untuk mengakses internet, ponsel ini rupanya hanya pada kartu di slot pertama (GSM), di mana untuk profil sudah disediakan setidaknya tiga operator dalam negeri yang bisa dipilih, T-Sel GPRS, XL GPRS, dan SAT GPRS.

Selanjutnya tinggal mengeklik ikon bola dunia pada menu, pilih WAP, lalu klik ’Masukkan Alamat’, sama seperti memasukkan alamat pada komputer biasa. Misalnya membuka situs populair http://www.google.com/ atau http://www.yahoo.com/ secara otomatis alamat akan dipindahkan ke http://id.m.yahoo.com/ atau http://www.google.co.id/m untuk versi ponsel.

Selama ini mengakses internet dengan koneksi GPRS memang hampir selalu membuat orang frustrasi, tetapi dengan format mobile Web memberikan harapan baru bagi ponsel. Meskipun saat ini perkembangannya masih awal, boleh dibilang sudah cukup fenomenal untuk sebuah cara baru mengakses internet bergerak.

Apalagi kedua situs besar di atas, yang juga terkenal dengan mesin pencarinya itu, sekarang tengah bersaing keras, masing- masing dengan versi mobile-nya. Selain itu, peran operator yang meng-upgrade jaringan mempermudah akses ke internet.

Pada Yahoo! Front Page selain difasilitasi dengan mesin pencari oneSearch, yang menarik adalah adanya fasilitas Mail, selain Messenger dan upgrade ke Y!Go. Meskipun untuk pilihan yang terakhir masih sulit dilakukan download melalui ponsel ini, itu tidak semudah ketika menggunakan komputer atau PDA biasa.

Namun, bagi yang memiliki email di Yahoo akan sangat terbantu, membuka email menjadi sangat mudah dan bisa dilakukan dari mana pun sepanjang masih terjangkau jaringan GPRS. Kelemahan pada versi beta ini terutama tidak bisa memotong atau menghilangkan surat yang di-replay dan tidak bisa mengganti subyek.

Selain itu, mengetik dengan ponsel juga masalah tersendiri, terutama untuk mengetik tulisan panjang. Tak heran apabila penggunaan ponsel untuk menulis email akan memunculkan kecenderungan baru yang mungkin lebih tepat disebut ’email SMS’ yang dalam komunikasi milling list cara mengetik oneliner masih diharamkan.

Sementara itu, untuk versi mobile Google lebih menonjol pada fungsi mesin pencarinya yang sudah menggunakan petunjuk pencarian dalam berbagai bahasa Indonesia, bahkan boso Jowo. Pada pencarian Google Mobile Web otomatis akan menampilkan halaman situs yang sudah dirancang untuk ponsel seperti apa adanya.

Namun, apabila menemukan situs yang belum diformat untuk kebutuhan ponsel, Google akan memformat untuk bisa ditampilkan pada ponsel. Pada proses ini Google akan menganalisis kode HTML asli untuk memahami tata letak pada situs aslinya sehingga pas untuk kebutuhan layar sempit.

Dalam hal ini ST 88 yang hampir tidak mungkin digunakan mengakses halaman kompas.com secara utuh, yang besarnya sekitar 260 kB itu ternyata dengan mudah bisa membuka halaman depan situs berita itu pada versi mobile Web untuk ponsel yang besarnya hanya sekitar 25 kB. Meski belum ada versi mobile Web, itu bisa disiasati dengan menggunakan mesin pencari Google, di mana tampilan kompas.com akan berubah sesuai dengan format ponsel.

Pada mesin pencari ketik ”kompas.com” akan ditemukan ribuan informasi terkait kata Kompas yang tidak semuanya bisa mengantarkan ke alamat yang dituju. Memang tidak mudah mencari informasi yang sesuai kalau harus membuka satu per satu, dari percobaan ini ditemukan alamat yang tepat pada situs ”kompas.com-Site Information from Alexa”. Jika pada informasi keempat ini diklik, selanjutnya klik pada tulisan ”Kompas.com– KOMPAS.COM” atau di bawahnya ”kompas.com”, maka halaman pertama kompas.com sudah diubah oleh mesin Google menjadi versi ponsel.

Berbeda dengan versi wap yang hanya dalam bentuk tulisan (kurang dari 1 kB), versi Web bergerak ini lebih lengkap dan foto tidak hilang. Hanya memang berita terkini tidak ditampilkan paling atas, kemungkinan pemformatan dilakukan dari sisi kiri, tengah, dan kanan. Pada versi BlackBerry menyediakan pilihan pemformatan, apakah dari tengah atau samping.

Meski demikian, fenomena mobile Web ini, bagaimanapun, akan menjadi terobosan dan sekaligus tantangan bagi teknologi seperti push email yang sebelumnya menjadi dambaan bagi email bergerak. Membuat atau membaca email menjadi semudah memb3uat dan membaca SMS yang selama ini menjadi semboyan bagi layanan, seperti BlackBerry sekarang sudah bisa dilakukan melalui mobile Web.
AW Subarkah

No comments: