Mati Lampu di 26 Kota DuniaKurangi Pemanasan Global
Kawasan pelabuhan kota Sydney, Australia, Sabtu (29/3), saat sebelum kampanye mati lampu (atas) dan saat berlangsung mati lampu. Hal ini merupakan bagian dari kampanye mengurangi pemanasan global yang disebabkan panas dari lampu menyala. Kampanye mematikan lampu selama satu jam ini juga berlangsung di 26 kota di dunia.
Puluhan juta warga dunia ikut serta mematikan lampu selama satu jam, akhir pekan lalu, pada kampanye global untuk mengurangi panas suhu bumi akibat nyala lampu di seluruh belahan dunia. Puluhan kota dari Sydney di Australia hingga Asia, Kanada, dan Amerika Serikat gelap untuk beberapa saat.
Ketua kelompok pencinta lingkungan WWF-Australia, Greg Bourne, Minggu (30/3), memastikan kampanye pemadaman lampu tahun ini diikuti puluhan juta warga, khususnya di 26 kota yang secara resmi mendaftar menjadi peserta kampanye Earth Hour.
”Pada dasarnya setiap benua, termasuk Antartika, telah ikut terlibat dan saya rasa apa yang akan terjadi tahun depan adalah kami akan semakin memperdalam keterlibatan di Asia dan Rusia. Kami sangat yakin, saat kita melakukannya tahun depan, China akan lebih banyak terlibat,” papar Bourne.
Sementara di Bangkok, Thailand, para juru runding dari 180 negara memulai pertemuan mereka, Minggu kemarin, untuk menyusun sebuah traktat yang sangat ambisius, yang sangat diharapkan bisa disepakati pada tahun 2009. Perundingan yang akan berjalan lima hari itu merupakan kelanjutan dari KTT Perubahan Iklim di Bali, Desember 2007, yang memberikan tenggat tahun 2009 untuk hadirnya sebuah kesepakatan internasional baru guna mengatasi masalah perubahan iklim global.
”Pertemuan ini seharusnya bisa menyepakati sebuah program kerja dan menyepakati apa yang akan didiskusikan sehingga kita bisa tahu bahwa kita bisa memenuhi tenggat yang tinggi satu setengah tahun itu,” kata sekretaris badan dunia PBB yang menangani masalah perubahan iklim (UNFCCC), Yvo de Boer.
Dia mendesak negara-negara peserta agar tetap fokus pada tugas yang mereka emban dan tidak terlalu terbawa ke dalam perdebatan mengenai hal-hal rinci sebagaimana hampir menggagalkan pertemuan di Bali.
De Boer menegaskan, pertemuan di Bangkok itu sangat penting karena pertemuan di Bali telah setuju meluncurkan negosiasi yang harus selesai pada akhir 2009. ”Jika Anda melihat waktu yang tersedia di Bangkok, ada banyak sekali pekerjaan yang harus diselesaikan dalam waktu singkat,” paparnya.
Dia menambahkan, tantangan terbesar adalah bagaimana mendesain kesepakatan masa depan yang secara signifikan akan meningkatkan tindakan di bidang adaptasi, berhasil menghentikan peningkatan emisi global untuk waktu 10 sampai 15 tahun ke depan. Di samping itu bisa memotong secara dramatis emisi gas pada tahun 2050, tanpa mengganggu kemajuan ekonomi.
Efisiensi energi
Kampanye pemadaman lampu yang pertama kali digagas di Sydney tahun lalu.
Pengorganisasi kampanye itu telah meminta kalangan pemerintah, para pengusaha, dan individu bersedia mematikan lampu-lampu di kota-kota besar selama satu jam pada pukul 20.00 waktu setempat.
Melalui kampanye itu, terjadi penghematan penggunaan energi dunia. Akibatnya produksi gas- gas rumah kaca pun yang akan mencemari atmosfer bumi pun berkurang.
Bourne mengatakan, kampanye itu mempunyai tujuan lebih besar mengupayakan penggunaan energi yang sesungguhnya dan lebih meningkatkan kesadaran publik tentang efisiensi energi.
”Pada tahun lalu, sekitar 2,2 juta warga ikut mematikan lampu. Saya memperkirakan pada saat kami menyelesaikan perhitungan pada tahun ini kita akan mempunyai sekitar 100 juta orang yang terlibat mematikan lampu di seluruh dunia,” kata Bourne.
Perusahaan energi Australia yang memasok utama listrik di Sydney mengatakan, terjadi penurunan penggunaan energi sekitar 8,4 persen pada saat jam kampanye pemadaman lampu atau setara dengan 1,6 juta bola lampu dimatikan serentak.
Jajak pendapat nasional terhadap 3.400 orang yang dilakukan pada Sabtu dan Minggu menunjukkan bahwa 58 persen warga yang tinggal di kota-kota utama Australia telah berpartisipasi pada kampanye pemadaman lampu dan kegiatan tidak menggunakan listrik lainnya.
Sementara konsumsi energi di Christchurch, satu-satunya kota di Selandia Baru yang ikut dalam kampanye pemadaman lampu, tercatat terjadi pengurangan penggunaan energi sebesar 13 persen pada jam pemadaman lampu itu.
Di Irlandia, inisiatif pemadaman lampu juga disokong penuh Dewan Kota Dublin hingga seluruh lampu-lampu bukan untuk penerangan jalan, di 13 dari 14 jembatan di kota itu dimatikan. Pemadaman listrik juga dilakukan di kompleks Balaikota dan bangunan pemerintah lainnya.
Kota-kota di dunia yang terlibat dalam kampanye Earth Hour antara lain Aalborg, Aarhus, Adelaide, Atlanta, Bangkok, Copenhagen, Darwin, Dublin, Hobart, Manila, Melbourne, Montreal, Odense, Ottawa, Perth, Phoenix, San Francisco, Suva, Sydney, Tel Aviv, Toronto, dan Vancouver.
Ketua kelompok pencinta lingkungan WWF-Australia, Greg Bourne, Minggu (30/3), memastikan kampanye pemadaman lampu tahun ini diikuti puluhan juta warga, khususnya di 26 kota yang secara resmi mendaftar menjadi peserta kampanye Earth Hour.
”Pada dasarnya setiap benua, termasuk Antartika, telah ikut terlibat dan saya rasa apa yang akan terjadi tahun depan adalah kami akan semakin memperdalam keterlibatan di Asia dan Rusia. Kami sangat yakin, saat kita melakukannya tahun depan, China akan lebih banyak terlibat,” papar Bourne.
Sementara di Bangkok, Thailand, para juru runding dari 180 negara memulai pertemuan mereka, Minggu kemarin, untuk menyusun sebuah traktat yang sangat ambisius, yang sangat diharapkan bisa disepakati pada tahun 2009. Perundingan yang akan berjalan lima hari itu merupakan kelanjutan dari KTT Perubahan Iklim di Bali, Desember 2007, yang memberikan tenggat tahun 2009 untuk hadirnya sebuah kesepakatan internasional baru guna mengatasi masalah perubahan iklim global.
”Pertemuan ini seharusnya bisa menyepakati sebuah program kerja dan menyepakati apa yang akan didiskusikan sehingga kita bisa tahu bahwa kita bisa memenuhi tenggat yang tinggi satu setengah tahun itu,” kata sekretaris badan dunia PBB yang menangani masalah perubahan iklim (UNFCCC), Yvo de Boer.
Dia mendesak negara-negara peserta agar tetap fokus pada tugas yang mereka emban dan tidak terlalu terbawa ke dalam perdebatan mengenai hal-hal rinci sebagaimana hampir menggagalkan pertemuan di Bali.
De Boer menegaskan, pertemuan di Bangkok itu sangat penting karena pertemuan di Bali telah setuju meluncurkan negosiasi yang harus selesai pada akhir 2009. ”Jika Anda melihat waktu yang tersedia di Bangkok, ada banyak sekali pekerjaan yang harus diselesaikan dalam waktu singkat,” paparnya.
Dia menambahkan, tantangan terbesar adalah bagaimana mendesain kesepakatan masa depan yang secara signifikan akan meningkatkan tindakan di bidang adaptasi, berhasil menghentikan peningkatan emisi global untuk waktu 10 sampai 15 tahun ke depan. Di samping itu bisa memotong secara dramatis emisi gas pada tahun 2050, tanpa mengganggu kemajuan ekonomi.
Efisiensi energi
Kampanye pemadaman lampu yang pertama kali digagas di Sydney tahun lalu.
Pengorganisasi kampanye itu telah meminta kalangan pemerintah, para pengusaha, dan individu bersedia mematikan lampu-lampu di kota-kota besar selama satu jam pada pukul 20.00 waktu setempat.
Melalui kampanye itu, terjadi penghematan penggunaan energi dunia. Akibatnya produksi gas- gas rumah kaca pun yang akan mencemari atmosfer bumi pun berkurang.
Bourne mengatakan, kampanye itu mempunyai tujuan lebih besar mengupayakan penggunaan energi yang sesungguhnya dan lebih meningkatkan kesadaran publik tentang efisiensi energi.
”Pada tahun lalu, sekitar 2,2 juta warga ikut mematikan lampu. Saya memperkirakan pada saat kami menyelesaikan perhitungan pada tahun ini kita akan mempunyai sekitar 100 juta orang yang terlibat mematikan lampu di seluruh dunia,” kata Bourne.
Perusahaan energi Australia yang memasok utama listrik di Sydney mengatakan, terjadi penurunan penggunaan energi sekitar 8,4 persen pada saat jam kampanye pemadaman lampu atau setara dengan 1,6 juta bola lampu dimatikan serentak.
Jajak pendapat nasional terhadap 3.400 orang yang dilakukan pada Sabtu dan Minggu menunjukkan bahwa 58 persen warga yang tinggal di kota-kota utama Australia telah berpartisipasi pada kampanye pemadaman lampu dan kegiatan tidak menggunakan listrik lainnya.
Sementara konsumsi energi di Christchurch, satu-satunya kota di Selandia Baru yang ikut dalam kampanye pemadaman lampu, tercatat terjadi pengurangan penggunaan energi sebesar 13 persen pada jam pemadaman lampu itu.
Di Irlandia, inisiatif pemadaman lampu juga disokong penuh Dewan Kota Dublin hingga seluruh lampu-lampu bukan untuk penerangan jalan, di 13 dari 14 jembatan di kota itu dimatikan. Pemadaman listrik juga dilakukan di kompleks Balaikota dan bangunan pemerintah lainnya.
Kota-kota di dunia yang terlibat dalam kampanye Earth Hour antara lain Aalborg, Aarhus, Adelaide, Atlanta, Bangkok, Copenhagen, Darwin, Dublin, Hobart, Manila, Melbourne, Montreal, Odense, Ottawa, Perth, Phoenix, San Francisco, Suva, Sydney, Tel Aviv, Toronto, dan Vancouver.
No comments:
Post a Comment